Sebagai orang yang sedang belajar
menulis, luar biasa sekali saya bisa mengikuti materi Menulis Setiap Hari
dan Menerbitkan Buku yang disampaikan oleh Bapak Dadang
Kadarusman. Seorang Motivator terkenal Indonesia dan Pembicara Nasional.
Beliau menulis sejak SD, SMP beliau sudah mengikuti lomba menulis. Itu artinya
beliau menulis sudah sekitar 40 tahun..Hebat banget. Dengan materi ini semoga
saya mampu menulis setiap hari, apalagi bisa sampai menerbitkan buku.
Pada saat ini, menerbitkan buku sangat mudah sekali. Berbeda dengan
20 tahun lalu ketika pak Dadang pertama kali ingin menerbitkan buku. Ditolak
penerbit itu biasa sekali. Menurut cerita pak Dadang, buku-buku beliau pada
umumnya adalah hasil dari penerbit datang dan menawarkan untuk menerbitkan
naskahnya.
Sekarang, yang menjadi tantangan terbesar kita bukanlah pada
menerbitkan bukunya. Melainkan pada menulis setiap harinya. Jika kita bisa
menulis setiap hari, maka kita akan sampai pada titik dimana kualitas tulisan
kita akan sangat menarik bagi penerbit. Kita tidak perlu mendatangi penerbit
lagi, mereka yang akan datang kepada kita jika skill menulis kita sudah sesuai
dengan yang mereka cari.
Jadi pelajaran pertama, jangan lagi berpikir bahwa menerbitkan buku
itu susah. Gampang banget. Sekarang yang terpenting adalah bagaimana kita bisa
menulis setiap hari.
Menulis setiap hari itu butuh skill dan butuh trik. Sebenarnya banyak
alasan mengapa kita harus menulis setiap hari, tapi kali ini kita bahas tiga
alasan yang paling utama kenapa kita perlu menulis setiap hari jika
kita ingin membangun karir bidang penulisan.
1. Dalam perspektif pembelajaran,
kita mengenal apa yang disebut dengan bisa karena biasa. Seperti yang
biasa dilakukan bapak ibu guru di kelas. Bapak ibu guru suka mengatakan atau menasehati anak anak
didiknya kalau kita membiasakan diri untuk melakukan sesuatu setiap hari maka
kita akan menjadi terampil dengan hal yang biasa kita lakukan.
Demikian pula dengan menulis. menulis adalah kombinasi antara
berpikir yang tulus, kemudian menggerakkan jari jemari tangan kita sehingga apa
yang kita pikirkan itu bisa diterjemahkan ke dalam bentuk tulisan.
Ternyata hal itu tidak mudah. Kenapa demikian? karena kita tahu
banyak sekali profesor bahkan para guru. Kalau di dalam konteks kita para guru
banyak sekali yang mempunyai kemampuan mengajar sangat baik di kelas. Ketika guru
berbicara di depan murid murid hebat sekali. Tetapi ketika diminta untuk
menulis sebuah jurnal atau sebuah artikel tentang topik yang biasa dibawakannya,
ternyata tidak seperti kehebatannya ketika berbicara di depan kelas. Kenapa
demikian? kenapa banyak guru yang jago berbicara di kelas tapi kurang hebat ketika
menulis atau menuangkan gagasan atau pola pikirnya di dalam sebuah tulisan atau
makalah? Hal ini disebabkan karena mereka tidak melatih otot motorik tangannya.
Mereka tidak mengkombinasikan atau tidak mempertemukan antara kemampuan
berpikir dengan kemampuan menuangkannya ke dalam bentuk tulisan. Para guru itu
energinya lebih banyak difokuskan kepada penggunaan lisan.
Maka menulis setiap hari diperlukan untuk melatih kemampuan kita
dalam menulis. Setelah berbicara, kemudian apa yang kita bicarakan dituangkan
dalam bentuk tulisan.
2. Menulis setiap hari dapat membantu menjaga
keselarasan antara otot-otot tubuh dan jiwa kita. Kalau kita sudah terbiasa
menulis. Melihat apapun, selalu ingin menerjemahkan apa yang kita lihat itu
kedalam bentuk tulisan. Dan itu terjadi secara refleks saja.
Begitu pula ketika kita merasakan sesuatu. Orang yang tidak
terbiasa menulis, bisa saja memendam perasaan itu, atau butuh seseorang yang
mau mendengarnya. Padahal, belum tentu ada yang mau mendengarkan kita. Tetapi
jika kita terbiasa menulis, maka kita selalu punya teman untuk mencurahkan
perasaan, yaitu selembar kertas dengan pena (kalau dulu). Kalau sekarang,
tinggal ambil smart phone maka kita bisa mencurahkannya disana.
3. Menulis setiap hari itu merupakan healing
remedy. Jika terbiasa menulis, kita bisa menjadi pribadi yang
lebih sehat.
Kesimpulannya, kenapa perlu menulis setiap hari adalah karena
seorang penerbit buku sejati, bukanlah orang yang meminta bantuan orang lain
untuk menuliskan naskah bukunya. Melainkan orang yang memiliki kemampuan untuk
menuliskan sendiri naskahnya secara mandiri.
Bagimana kemampuan itu diasah? Dengan cara berkomitmen untuk tidak
melewatkan 1 hari pun dalam hidup kita TANPA MENULIS. Jika kita
sungguh-sungguh ingin menjadi penulis handal. Mulai sekarang, berkomitmenlah
untuk menulis setiap hari (pesan pak Dadang).
Seberapa banyak yang kita tulis? Kalau pak Dadang, 1 hari 1 artikel.
Kalau ukurannya jumlah artikel, berarti tidak ditentukan jumlah kata-katanya. Jaman
dulu kalau mau mengirim artikel ke koran, itu ada ketentuan jumlah kata, hal
itu membuat penulis pemula kesulitan. Kenapa ? Karena bukan hal yang mudah
untuk menuangkan gagasan secara indah dengan jumlah kata yang ditentukan. Sehingga
pak Dadang membuat ukuran untuk dirinya 1 hari 1 artikel.
Artikel itu apa? Artikel adalah sebuah paparan yang memuat buah
pikiran penulis sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
Jadi, yang penting dalam 1 hari itu ada tulisan yang kita hasilkan
"KALAU" dibaca orang lain, mereka akan memahaminya. Kenapa memakai
kata KALAU? Karena, belum tentu ada orang yang membaca artikel yang kita tulis.
Ditahap belajar ini, sebaiknya kita jangan berpikir ada yang baca
tulisan kita atau tidak. Kenapa? Karena kalau orang lain baca pun belum tentu
feedbacknya positif. Tidak sedikit orang yang berhenti menulis karena
pembacanya memberi feedback negatif.
Jadi, yang penting menulis saja dulu. Kalau tulisannya sudah
memenuhi standar minimal untuk dibaca orang, YAKIN DEH bakal dibaca.
Dorongan untuk menulis
Apa sih yang mendorong kita untuk menulis? Pertanyaan itu penting
bagi diri kita saat mau menulis. Jadi, orang mau menulis harus tau tujuan menulis.
Contoh, ada orang yang menulis agar mendapatkan uang. Misalnya butuh untuk
biaya sekolah. Ternyata jika tujuan menulis adalah untuk mendapatkan uang maka
keberhasilannya lebih sedikit (lebih banyak gagalnya).
Ternyata, tujuan menulis yang baik adalah INGIN BERBAGI
PENGETAHUAN. Dengan tujuan ingin berbagi pengetahuan maka dalam diri kita akan
selalu ada rasa ingin menulis untuk membagikan ilmu yang kita
miliki. Jika tulisan kita bagus dan banyak orang yang menyukainya maka
dengan sendirinya uang itu akan datang.
Menulis setiap hari idenya dari mana?
Orang-orang sering bertanya dari mana ide menulis, termasuk saya orang
yang sedang belajar menulis. Segala hal yang bisa ditangkap oleh panca indra
kita adalah sumber ide. Jumlah rangsangan itu TAK TERHINGGA. Maka itu berarti
bahwa sumber ide penulisan kita bisa SAAAANGAT banyak. Kita tinggal mengolahnya
saja.
Kesimpulan dari pak Dadang:
Yang pertama, orang bilang
memulai itu sulit sekali. kalau saya bilang: MULAI SAJA DARI SEBUAH KATA
yang terlintas dalam pikiran. Insya Allah nanti akan mengalir dengan
sendirinya. Dan kalau saya, biasanya sebelum menulis bilang begini: Ya Allah,
apa yang saya harus tuliskan hari ini? Bimbing saya ya Allah ya.
Kedua, banyak orang tidak pede saat mau
menuangkan gagasan lewat tulisan. Saya bilang, hey boleh jadi seseorang sedang
menanti buah pikiran mu untuk dibacanya dengan penuh kekaguman. So menulislah.
Ketiga, temukan, hal apa yang bisa membuat
kita ingin menulis. Atau apa tujuan kita menulis. Jika sudah ketemu, nanti akan
dengan sendirinya kita menulis secara produktif.
Yang terakhir, menulis itu buat diri kita sendiri. Bukan buat orang
lain. Jadi, berikanlah yang terbaik kepada tulisan kita sendiri. Sehingga
mendapat yang terbaik dari yang kita berikan. Sedangkan para pembaca, adalah
pihak yang ikut menikmati manfaatnya. Dengan begitu, maka lewat tulisan kita,
kita menjadi pribadi yang lebih baik terlebih dahulu. Sambil mengajak orang
lain untuk menemani perjalanan menuju perbaikan diri itu. So.. teruslah
menulis. Karena dengan menulis, engkau melayani diri sendiri dan memberi
manfaat kepada orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar