Minggu, 03 Mei 2020

Dari mana kita mendapatkan ide dan bagaimana mengembangkannya dengan teknik Mindmapping

Dari Mana Mencari Ide?
Bagi penulis pemula seperti saya ini selalu merasa kesulitan mencari ide. Belum mampu menangkap segala sesuatu yang bisa dijadikan sebagai ide menulis. Sebenarnya, semua yang ditangkap oleh panca indra kita, segala sesuatu yang kita lakukan bisa dijadikan sebagai ide menulis. Hanya saja, kadang kita yang tidak bisa menangkap bahwa semua itu bisa kita jadikan ide menulis. Oleh sebab itu, kita perlu membiasakan diri untuk tanggap terhadap segala sesuatu yang bisa kita jadikan sebagai ide menulis.
Menurut Bapak Akbar Zainudin, ada beberapa hal yang bisa dijadikan sumber ide dan inspirasi dalam menulis, antara lain:
1.  Dari Film yang Kita Tonton
Film merupakan salah satu sumber inspirasi dalam menulis buku. Sebuah film biasanya tidak semata-mata membawa cerita yang menghibur penonton tetapi juga mempunyai ide-ide yang ingin disampaikan. Ide-ide inilah yang bisa menjadi inspirasi bagi para penulis menjadikannya sebagai tema tulisan.
Saat kita melihat film “Titanic” misalnya, beberapa pesan yang ingin ditampilkan dalam film ini di antaranya adalah “Jangan Sombong”, “Tetaplah Mempunyai Harapan Walaupun Kecil”, “Cinta Tidak Mengenal Kasta”, dan ide-ide lain yang bisa kita gali. Film “Green Lantern” memberikan pesan kuat bahwa kita mesti punya keberanian agar bisa mengalahkan berbagai ketakutan.
Hampir setiap film membawa pesan tersendiri. Jangan lupa selalu membawa catatan agar kita bisa mengambil pesan-pesan yang disampaikan untuk dijadikan bahan tulisan.
Film Titanic ini film yang selalu saya suka, saya tonton berkali-kali, dan juga saya tulis berkali-kali. Satu tulisan tentang Titanic ini bahkan masuk menjadi "ilustrasi" kisah tentang kesombongan, cinta, dan juga motivasi.

Ingat kata-kata terakhirnya: "Jangan pernah menyerah, apapun yang terjadi, walau tidak ada harapan sekalipun".
Nah, Anda terinspirasi oleh film apa selama ini?Jangan hanya ditonton, tulis.
2.  Buku dan apapun yang Kita Baca
Buku yang kita baca merupakan sumber inspirasi tiada habisnya. Bagaimana mengambil inspirasi dari buku atau artikel yang kita baca?
a.  Melengkapi buku atau artikel yang sudah ada. Jika kita ahli memasak dan membaca buku resep masakan, kita bisa melakukan perbandingan dan melengkapinya. Kita menulis hal yang baru dan berbeda sehingga bisa saling melengkapi satu dengan yang lain.
b.  Membuat buku dengan tema yang sama tetapi lebih baik. Lebih baik di sini adalah lebih kaya dengan ilustrasi, lebih banyak contoh-contoh dari kalangan lokal ataupun lebih mendalam pada saat bercerita. Kita menghadirkan tema yang sama dengan suasana dan gaya bahasa berbeda.
c.  Membuat pemikiran berbeda dengan apa yang kita baca. Tradisi menjawab ataupun mengritik pemikiran seseorang dengan menulis buku atau artikel sanggahan adalah tradisi pemikiran yang luar biasa. Pembaca kedua buku atau artikel yang saling bertentangan bisa disuguhkan berbagai argumentasi yang mendasari perbedaan pemikiran tersebut. Ini merupakan tradisi ilmiah yang perlu dilestarikan. Buku dijawab dengan buku. Artikel dijawab dengan artikel.
Tidak sekadar membaca. Hasil dari membaca adalah tulisan baru.
3.  Dari Peristiwa yang Kita Rasakan
Menuliskan peristiwa yang kita alami sangat mengasyikkan karena menceritakan hal nyata. Peristiwa yang kita alami bisa menjadi sebuah novel menarik dan masuk akal karena melibatkan contoh sehari-hari.
Bahkan semua peristiwa menarik dituliskan. Apalagi jika penuh dengan konflik dan perjuangan panjang, akan jauh lebih menarik. Berbagai kisah novel yang terinspirasi kisah nyata bisa menjadi best seller salah satunya karena dirasa dekat dengan kehidupan para pembaca sehingga seakan mereka mengalami sendiri peristiwa yang diceritakan.
Jangan remehkan catatan harian (diary). Catatan perjalanan hidup itu mungkin tidak kita rasakan penting sekarang, tetapi suatu saat nanti pernak pernik kehidupan itu bisa menjadi bahan cerita yang menakjubkan.
Untuk buku non fiksi, peristiwa sehari-hari bisa menjadi contoh yang baik dalam menjelaskan sebuah pesan.
Misalnya, Anda sebagai guru ingin menuliskan tentang bagaimana seorang anak bisa berubah lebih baik. Nah, proses perkembangan sehari-hari yang terjadi bisa menjadi contoh yang menguatkan pemikiran kita.
4.  Dari Perjalanan yang Kita Lakukan
Saat kita melakukan perjalanan ke suatu daerah, jangan lupa menulis hal-hal unik yang ada di sana. Tulisan perjalanan bisa menjadi buku mengasyikkan.
Hal-hal yang menarik ditulis di antaranya adalah tujuan wisata lokal, kehidupan penduduk, makanan khas, budaya tradisional, oleh-oleh yang bisa dibawa, adat istiadat, dan berbagai sudut pandang yang berbeda.
Buku Naked Traveller adalah contoh yang pas bagaimana kisah perjalanan itu dibukukan. Sang penulis, Trinity Traveller menceritakan setiap detail dari kisah perjalanan yang dialami sehingga pembaca seakan dibawa ke tempat ia bercerita. Kumpulan cerita perjalanan selain menjadi hiburan tersendiri juga bisa menjadi panduan wisata saat kita berkunjung ke sana.
5.  Dari Lagu yang Kita Dengar
Lagu juga bisa menjadi sumber inspirasi. Simak dan nikmati lagu-lagu tersebut dengan baik, pahami pesan yang dibawa, tuangkan menjadi tulisan.
Saat mendengarkan lagu “Laskar Pelangi” atau “Di Atas Awan” yang dinyanyikan grup band Nidji misalnya, yang terbayang di atas kita adalah tulisan tentang keberanian bermimpi dan kerja keras mencapai impian. Tidak ada satupun hal di dunia ini yang tidak bisa kita capai asal kita mau bekerja keras.
Dengan memahami satu persatu syair lagu dengan baik akan membuat kita mampu menuliskan tema-tema yang ada dalam lagu tersebut. Dengarkanlah banyak lagu, nikmati syair dan alunan musiknya, lalu ambillah inspirasi untuk menjadi tulisan.
6.  Dari Curhat dan Obrolan
Inspirasi sebuah tulisan juga bisa didapatkan hasil dari “curhat” ataupun obrolan dengan teman. Saat orang menceritakan permasalahannya, bisa menjadi satu tema tulisan yang bisa kita angkat. Bisa jadi, orang mengalami permasalahan yang kurang lebih sama sehingga membutuhkan jalan keluar yang tidak jauh berbeda.
Seorang penulis memang lebih baik sering mengobrol dengan banyak orang. Semakin sering mengobrol akan semakin banyak tema yang bisa dituliskan. Jika satu obrolan menghasilkan satu tema, puluhan obrolan setiap hari menghasilkan puluhan tema yang bisa dituliskan.
Saya banyak sekali mendapatkan inspirasi tulisan dari orang-orang yang curhat. Mereka punya masalah dan bagaimana kita mencari solusi atas masalah tersebut. Itu akan menjadi ide tulisan yang luar bias.
7.  Dari Status di Media Sosial
Sekarang ini, dengan mudah orang menuliskan update status tentang kehidupan kesehariannya di media sosial seperti Facebook dan Twitter. Bagi saya, berbagai status tersebut adalah inspirasi yang sangat baik karena memang terjadi dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Kita tidak perlu bertanya satu persatu kepada setiap orang tentang permasalahan mereka atau apa yang mereka alami, cukup dengan melihat statusnya dari waktu ke waktu, kita bisa mendapatkan ide tentang tulisan kita.
Saat kita mau menulis tentang sabar misalnya, dengan mudah kita melihat status teman Facebook kita yang sedang mencurahkan permasalahnnya di status mereka. Kita bisa menjadikannya sebagai contoh kasus ataupun menjadi inspirasi bagaimana mengatasi persoalan yang dialaminya.
8.  Dari Observasi Langsung
Kita bisa menuliskan sebuah buku dengan melakukan observasi langsung ke lapangan. Jika ingin menulis bagaimana mengelola sampah lingkungan menjadi kerajinan tangan yang bisa dijual, kita mesti mendatangi tempat-tempat yang sudah melakukan itu semua dan mengobservasi secara detail agar bisa mendapatkan gambaran yang utuh.
Sama halnya jika kita ingin bercerita tentang beternak Lele Sangkuriang misalnya, kita harus mendatangi tempat peternakan Lele Sangkuriang agar bisa mendapatkan keterangan sebanyak-banyaknya mulai dari pembibitan, pembesaran, hingga pemasaran.
Prinsipnya, datangi apa yang akan kita tulis, catat hal-hal detil di sana, lihat sisi pandang dalam diri kita, lalu tuliskan.
9.  Dari Ajaran Agama
Kita juga bisa menuliskan buku dari ajaran agama yang kita baca. Untuk penulis yang beragama Islam, kitab Al-Qur’an dan Hadis adalah dua sumber ilmu pengetahuan yang tiada habis akan dituliskan. Membaca Al-Qur’an dan Hadis disertai pengertian akan artinya (lewat terjemah) akan membantu kita membangun tema seperti apa yang kita inginkan.
Jika kita ingin berbicara tentang berbakti kepada orang tua, kita bisa mencari ayat-ayat dalam Al-Qur’an dan juga Hadis tentang hal ini. Bagaimana cara berbakti kepada orang tua, apa balasan orang yang durhaka, dan berbagai hukum yang berlaku.
Saya biasanya menggunakan buku-buku indeks Al-Qur’an dan Al-Hadis yang sudah banyak tersedia untuk pencarian secara cepat.
10. Dari Kesulitan Yang Kita Alami
Berbagai kesulitan yang kita alami juga bisa menjadi sumber inspirasi. Buku-buku ini biasanya berbentuk tips praktis. Bagi kaum muslimah, saat kesulitan memadupadankan hijab misalnya bisa menjadi inspirasi menulis buku tentang hijab yang baik.
Kesulitan orang lain dalam melakukan sesuatu juga bisa menjadi inspirasi tulisan. Solusi atau jalan keluar dalam bentuk tips sehari-hari banyak dibutuhkan orang. Tips mencari dan melamar pekerjaan, tips pemasaran online, tips membangun usaha, dan berbagai tips lainnya.
11. Alam Terkembang Jadikan Inspirasi
Semua yang terhampar pada alam terkembang bisa menjadi inspirasi. Di manapun berada, dengan siapapun bertemu, peristiwa apapun yang kita alami, bisa menjadi bahan tulisan yang menarik.
Asahlah diri menuliskan apa yang kita lihat, rasakan, dan dengarkan. Jangan sampai ada yang terlewat. Biasakanlah mencatat apapun yang ada di sekitar kita. Alam semesta dan seisinya adalah sumber inspirasi yang tiada habisnya.

Bahkan dalam Al-Qur’an disebutkan jika tujuh lautan dijadikan tinta untuk menuliskan semua apa yang ada di alam semesta ini, niscaya tidak akan habis dituliskan, bahkan itupun masih kurang. Alam semesta adalah keindahan yang luar biasa yang sangat inspiraf. Tinggal kita belajar lebih sensitif menguraikan berbagai peristiwa menjadi tulisan yang menarik untuk dibaca.
Bagaimana mengembangkan ide dengan teknik Mindmapping.
Mindmap adalah Peta Pikiran.
Cara membuat mindmap:
1.  Tuliskan tema di tengah kertas kosong, lingkari.
2.  Buat cabang-cabangnya. Untuk tulisan non fiksi cabangnya itu biasanya ada 3: WHY (Mengapa, alasan), WHAT (Apa, definisi), dan HOW (Strategi, cara, bagaimana). Sedangkan untuk buku fiksi, cabangnya adalah.
1. Tokoh (siapa saja yang mau diceritakan)
2. Karakter setiap tokoh
3. Alur cerita (plot) dari awal, tengah, klimaks, hingga endingnya mau seperti apa.
3. Buat sub cabang dari ketiga hal di atas.
Nah, sub cabang inilah yang menjadi kerangka tulisan. Bisa juga menjadi kerangka buku.
Contoh mindmap tentang kerjakeras.

Buku pelajaran juga harus ada mindmapnya, bahkan mindmapnya harus dimasukkan ke dalam buku.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar