Cara Mudah Mencari Ide dalam Menulis
Bagi sebagian orang menulis
itu hal yang mudah, tetapi bagi orang tertentu menulis bukanlah hal yang mudah.
Kesulitan dalam mencari ide maupun merangkai kata-kata bagi sebagian orang
menjadi sesuatu yang sangat sulit sehingga sebagian orang malas untuk menulis karena merasa tidak mempunyai kemampuan menulis.
Pada pertemuan pertama
belajar menulis dengan materi Menemukan Ide dalam Menulis dan melipatgandakan
pembaca akan disampaikan oleh Bapak Agus Sampurno, Pengelola
blog http://gurukreatif.wordpress.com. Beliau salah satu
pemenang guru era baru acer award tahun 2012 dan pernah bersama omjay untuk
mengelola blog http://guraru.org
Dalam menulis banyak hal yang
menarik dan bisa dinikmati prosesnya. Sedangkan dalam mencari ide menulis ada
banyak pemicu yg bisa berujung pada terbitnya sebuah tulisan. Kita bisa memulai
dari hal yg biasa dilakukan oleh seseorang yg baru belajar menulis dan bisa
berujung pada kebosanan.
Beberapa kesalahan yang biasa
dilakukan oleh seseorang yang belajar menulis adalah:
1. Ia menulis dengan menjadikan dirinya sebagai
peran utama, ia sibuk menceritakan dirinya sendiri. Tulisannya bukan fokus pada
bagaimana menuntaskan pertanyaan atau sebuah solusi permasalahan.
2. Tulisannya tidak dibaca ulang sebelum
diposting. Tidak ada yang namanya self checking.
3. Tulisannya terlalu panjang
dan mengandung banyak ide besar di dalamnya.
Tiga hal diatas yang mesti
dihindari dalam menulis di blog yang ada di internet yang mempunyai banyak
keterbatasan. keterbatasan yang saya maksud adalah saat di internet anda berada
di lautan informasi yang benar-benar tanpa positioning yang pas, tulisan anda
tidak akan dibaca orang.
Dalam menulis kita harus
mencari ide, Ide bisa datang darimana saja. Kita pilih topik
yang kita kuasai kemudian kita lakukan riset kecil kecilan di google. Kita juga
bisa mencari ide dari permasalahan yang
saat ini menjadi trending dimana-mana. Kemudian kita tampilkan tulisan kita lengkap
dengan solusi dari sebuah masalah yang kita tulis.
Selain isi tulisan, yang
tidak kalah penting supaya orang mau membaca tulisan kita yaitu judul tulisan.
Judul tulisan yang menarik adalah yang mengandung kata persuasif yang dapat
mengendalikan pikiran kita.
Adapun 5 kata persuasif yang dapat mengendalikan
pikiran adalah:
1. You ( Anda )
2. Free ( Bebas )
3. New ( Baru )
4. Now ( Sekarang )
5. Secret ( Rahasia )
Di bawah ini contoh pembuatan judul tulisan menggunakan 5 kata
persuasif:
1. Tips menjadikan ANDA sebagai guru yang disegani oleh siswa
2. Cara BEBAS dari masalah saat mengajar kelas yang ribut
3. Aplikasi BARU yang bisa anda gunakan saat mengajar online
4. Bagaimana membuat kelas online anda efektif mulai dari SEKARANG
5. Lima RAHASIA menghindari kesalahan dalam menyelenggarakan kelas
jarak jauh
Supaya tulisan kita menarik untuk dibaca orang kita juga perlu
memberikan ruh pada tulisan kita. Cara terbaik memberikan ruh adalah sebagai
penulis anda harus tau hal apa yang ingin anda sampaikan kepada pembaca, tema
apa yang ingin disampaikan kepada pembaca. Sebuah buku yang tebal nya berlembar
lembar pun pada akhirya punya satu tema besar yang ingin disampaikan.
Cara Melipatgandakan Pembaca Tulisan
Kita
1. Setelah membuat tulisan lalu tulisan tersebut kita letakkan
didalam halaman Facebook.
2. Kemudian di postingan Facebook tadi kita letakkan link blog kita.
Dengan demikian blog kita akan semakin dikenal
Contoh Pemilihan Topik yang Diambil dari Trending Topik Saat Ini
Permasalahan yang Dihadapi pada Pembelajaran Jarak Jauh
Saat
ini yang menjadi trending topik contohnya permasalahan pembelajaran jarak jauh.
Perhatikan permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat saat ini
terkait dengan pembelajaran jarak jauh:
Dari permasalahan
di atas maka seorang guru harus mencari cara agar pembelajaran jarak jauh yang
dilakukan tidak membebani orang tua siswa. Guru bisa memberikan penugasan
seminggu sekali. Orang tua diberi jadwal pelaksanaan pembelajaran selama
seminggu, kemudian guru memberikan penugasan yg terstruktur yang dikumpulkan
setelah pembelajaran satu minggu selesai. Untuk metode pengumpulan hasil tugas
terstruktur tadi bisa dengan cara guru mengambil ke rumah-rumah siswa atau anak
dan orang tua setorkan tugasnya.
Untuk menyikapi
permasalahan Pembelajaran Jarak Jauh ini ada tiga hal yang bisa kita tulis berdasarkan
perspektif di bawah ini:
1. Persepektif
sebagai pendidik yang merasa dirinya sukses; ia akan menceritakan bagaimana
dirinya sukses mengampu pembelajaran online, dengan menceritakan kesehariannya
dalam mengajar secara online. Ia lupa banyak pendidik diluar sana yang masih
berjuang mengatasi kendala.
2. Persepektif
sebagai pendidik yang merasa dirinya sukses; ia akan menceritakan bagaimana
dirinya sukses mengampu pembelajaran online, dengan menceritakan kesehariannya
dalam mengajar secara online. Ia lupa banyak pendidik diluar sana yang masih
berjuang mengatasi kendala.
3. Perspektif
pendidik yang mencoba memberikan jalan keluar berdasarkan pengalamannya. Ia
berperan memberikan pertimbangan, tips dan trik bagi kedua belah pihak, bagi
orang tua siswa dan guru.
Dari ketiga
persepektif tersebut kita pilih salah satu sebagai ide dalam menulis. Kita
tulis mulai dari penyebab munculnya permasalahan sampai dengan solusi untuk
mengatasi permasalahan tersebut.
Contoh tulisan dari tranding topik
di atas
5 cara menghindari kesalahan dalam memberikan penugasan di kelas
online
Menjadi viral
baru baru ini status dari para orang tua siswa yang kelelahan saat mesti mendampingi
anaknya belajar secara online. Hampir semua orang tua mengeluh betapa kewajiban
mendampingi anaknya menjadi hal yang luar biasa berat. Pihak yang mencoba bijak
pasti akan mengatakan bahwa saatnya orang tua siswa menyadari bahwa mendidik
itu tidak mudah. Sebuah hal yang tidak akan berlaku dimata orang tua siswa yang
menyekolahkan anaknya di sekolah swasta di kota besar yang bayarannya pastinya
lumayan. Hal yang sama juga tidak akan berlaku bagi orang tua yang mungkin
punya banyak halangan dalam mendampingi anaknya, mulai dari dirinya yang mesti
bekerja sampai tingkat pendidikan yang kurang menunjang
Ada beberapa
kesalahan yang dilakukan pendidik ketika menyelenggarakan kelas online ditengah
wabah Covid 19 ini
1. Guru berniat
sekali menggantikan kelas tatap muka nya dengan kelas online. Ini akan
menimbulkan masalah baru karena pastinya waktunya akan panjang dan materinya
berat. Solusinya: memberikan penugasan mingguan yang disitu sudah ada deadline
atau batas waktu yang terjangkau dan terukur. Hal ini akan menghindari
kerumitan bagi orang tua siswa
2. Guru belum
melakukan pembagian antara mana siswa yang lebih cocok diberikan tugas online
dan offline. Jika ini terjadi maka guru kerap hanya berfokus pada penugasan
yang online saja. Saat yang sama ia akan
bingung mengapa ada siswa yang respon nya lambat. Solusinya: Saatnya berikan
pilihan pada ortu siswa apakah ingin tugas yang online atau yang offline. Jika
online berarti orang tua sudah mengetahui mesti tugas menggunakan platform apa
dan kapan mesti dikumpulkan. sementara untuk tugas offline mesti ada perjanjian
pengumpulan tugas yang disetujui guru dan orang tua siswa.
3. Guru hanya
sibuk memberikan tugas kepada siswanya, namun tidak menemani orang tua siswanya
dalam situasi krisis ini. Semua orang tua siswa menyadari bahwa tinggalnya anak
mereka di rumah adalah keputusan diluar kemauan sekolah. Untuk itu solusi
terbaik adalah luangkan waktu untuk satu hari diadakan diskusi antara guru dan
orang tua siswa, caranya bisa macam macam bisa lewat grup chat atau menyebarkan
survey mengenai keinginan dari orang tua siswa.
4. Guru
memberikan penugasan yang bertipe High order thinking skills atau HOTS. Ada
juga guru yang menyuruh siswanya melakukan sesuatu yang memerlukan persiapan .
Sebagai contoh ada orang tua siswa yang mengeluh anaknya diminta berpakaian
adat kemudian di foto dan fotonya dikirim ke gurunya. Solusinya: berikan tugas
yang memerlukan pendampingan minim dari orang tua siswa. Saat memberikan tugas,
guru juga bisa menyelipkan panduan singkat bagi orang tua. Guru juga bisa
memberikan estimasi waktu pengerjaan, sehingga orang tua yang sibuk bisa
memperkirakan kapan ia mesti membantu, menyesuaikan estimasi waktu yang
diberikan oleh guru kepada anaknya
5. Guru
cenderung ingin menghabiskan target kurikulum. Hal ini bukanlah sebuah hal yang
salah. Namun yang harus diingat bahwa kecenderungan tadi membuat seorang guru
menjadi tidak fleksibel. Solusinya: Guru mesti menerima situasi bahwa saat ini
adalah saat krisis yang terjadi diluar kehendak dirinya sebagai seorang guru.
Untuk itu ketika seorang guru sudah menerima situasi ini maka ia akan lebih
terbuka pada masukan sambil terus menerus mencari dan belajar dengan cara
terbaik dalam mencari bentuk kelas online yang sesuai, atau jika beberapa
minggu kemarin kelas online justru banyak menimbulkan masalah saatnya dicarikan
skenario lain yang penting siswa tetap fokus dan siap belajar pada saat wabah
telah selesai.
Banyak sekali
prediksi yang beredar mengenai kapan situasi pandemi ini akan berakhir. Di
banyak kota di Indonesia, waktu belajar di rumah terus diperpanjang oleh
pemerintah setempat. Ini berarti sebagai seorang praktisi perlu punya banyak
ide agar kemitraan sekolah (guru) dan rumah tetap selaras
Bagus tulisannya Bu.
BalasHapusSaya punya masih banyak kacauuu 🙏🙏🤭
sama aja bu... saya juga masih belajar
Hapus