Jumat, 10 April 2020

CARA MUDAH MENCARI IDE DALAM MENULIS

Cara Mudah Mencari Ide dalam Menulis

Bagi sebagian orang menulis itu hal yang mudah, tetapi bagi orang tertentu menulis bukanlah hal yang mudah. Kesulitan dalam mencari ide maupun merangkai kata-kata bagi sebagian orang menjadi sesuatu yang sangat sulit sehingga sebagian orang malas untuk menulis karena merasa tidak mempunyai kemampuan menulis.


Pada pertemuan pertama belajar menulis dengan materi Menemukan Ide dalam Menulis dan melipatgandakan pembaca akan disampaikan oleh Bapak Agus Sampurno, Pengelola blog http://gurukreatif.wordpress.com. Beliau salah satu pemenang guru era baru acer award tahun 2012 dan pernah bersama omjay untuk mengelola blog http://guraru.org

Dalam menulis banyak hal yang menarik dan bisa dinikmati prosesnya. Sedangkan dalam mencari ide menulis ada banyak pemicu yg bisa berujung pada terbitnya sebuah tulisan. Kita bisa memulai dari hal yg biasa dilakukan oleh seseorang yg baru belajar menulis dan bisa berujung pada kebosanan.

Beberapa kesalahan yang biasa dilakukan oleh seseorang yang belajar menulis adalah:
1. Ia menulis dengan menjadikan dirinya sebagai peran utama, ia sibuk menceritakan dirinya sendiri. Tulisannya bukan fokus pada bagaimana menuntaskan pertanyaan atau sebuah solusi permasalahan.
2. Tulisannya tidak dibaca ulang sebelum diposting. Tidak ada yang namanya self checking.
3. Tulisannya terlalu panjang dan mengandung banyak ide besar di dalamnya.

Tiga hal diatas yang mesti dihindari dalam menulis di blog yang ada di internet yang mempunyai banyak keterbatasan. keterbatasan yang saya maksud adalah saat di internet anda berada di lautan informasi yang benar-benar tanpa positioning yang pas, tulisan anda tidak akan dibaca orang.

Dalam menulis kita harus mencari ide, Ide bisa datang darimana saja. Kita pilih topik yang kita kuasai kemudian kita lakukan riset kecil kecilan di google. Kita juga bisa mencari ide dari permasalahan yang saat ini menjadi trending dimana-mana.  Kemudian kita tampilkan tulisan kita lengkap dengan solusi dari sebuah masalah yang kita tulis.

Selain isi tulisan, yang tidak kalah penting supaya orang mau membaca tulisan kita yaitu judul tulisan. Judul tulisan yang menarik adalah yang mengandung kata persuasif yang dapat mengendalikan pikiran kita.

Adapun 5 kata persuasif yang dapat mengendalikan pikiran adalah:
1. You ( Anda )
2. Free ( Bebas )
3. New ( Baru )
4. Now ( Sekarang )
5. Secret ( Rahasia )

Di bawah ini contoh pembuatan judul tulisan menggunakan 5 kata persuasif:
1. Tips menjadikan ANDA sebagai guru yang disegani oleh siswa
2. Cara BEBAS dari masalah saat mengajar kelas yang ribut
3. Aplikasi BARU yang bisa anda gunakan saat mengajar online
4. Bagaimana membuat kelas online anda efektif mulai dari SEKARANG
5. Lima RAHASIA menghindari kesalahan dalam menyelenggarakan kelas jarak jauh

Supaya tulisan kita menarik untuk dibaca orang kita juga perlu memberikan ruh pada tulisan kita. Cara terbaik memberikan ruh adalah sebagai penulis anda harus tau hal apa yang ingin anda sampaikan kepada pembaca, tema apa yang ingin disampaikan kepada pembaca. Sebuah buku yang tebal nya berlembar lembar pun pada akhirya punya satu tema besar yang ingin disampaikan.


Cara Melipatgandakan Pembaca Tulisan Kita

1. Setelah membuat tulisan lalu tulisan tersebut kita letakkan didalam halaman Facebook.
2. Kemudian di postingan Facebook tadi kita letakkan link blog kita. Dengan demikian blog kita akan semakin dikenal


Contoh Pemilihan Topik yang Diambil dari Trending Topik Saat Ini

Permasalahan yang Dihadapi pada Pembelajaran Jarak Jauh


   Saat ini yang menjadi trending topik contohnya permasalahan pembelajaran jarak jauh. Perhatikan permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat saat ini terkait dengan pembelajaran jarak jauh:



   Dari permasalahan di atas maka seorang guru harus mencari cara agar pembelajaran jarak jauh yang dilakukan tidak membebani orang tua siswa. Guru bisa memberikan penugasan seminggu sekali. Orang tua diberi jadwal pelaksanaan pembelajaran selama seminggu, kemudian guru memberikan penugasan yg terstruktur yang dikumpulkan setelah pembelajaran satu minggu selesai. Untuk metode pengumpulan hasil tugas terstruktur tadi bisa dengan cara guru mengambil ke rumah-rumah siswa atau anak dan orang tua setorkan tugasnya.

   Untuk menyikapi permasalahan Pembelajaran Jarak Jauh ini ada tiga hal yang bisa kita tulis berdasarkan perspektif di bawah ini:
  1. Persepektif sebagai pendidik yang merasa dirinya sukses; ia akan menceritakan bagaimana dirinya sukses mengampu pembelajaran online, dengan menceritakan kesehariannya dalam mengajar secara online. Ia lupa banyak pendidik diluar sana yang masih berjuang mengatasi kendala.
  2. Persepektif sebagai pendidik yang merasa dirinya sukses; ia akan menceritakan bagaimana dirinya sukses mengampu pembelajaran online, dengan menceritakan kesehariannya dalam mengajar secara online. Ia lupa banyak pendidik diluar sana yang masih berjuang mengatasi kendala.
 3. Perspektif pendidik yang mencoba memberikan jalan keluar berdasarkan pengalamannya. Ia berperan memberikan pertimbangan, tips dan trik bagi kedua belah pihak, bagi orang tua siswa dan guru.


   Dari ketiga persepektif tersebut kita pilih salah satu sebagai ide dalam menulis. Kita tulis mulai dari penyebab munculnya permasalahan sampai dengan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Contoh tulisan dari tranding topik di atas

 5 cara menghindari kesalahan dalam memberikan penugasan di kelas online


   Menjadi viral baru baru ini status dari para orang tua siswa yang kelelahan saat mesti mendampingi anaknya belajar secara online. Hampir semua orang tua mengeluh betapa kewajiban mendampingi anaknya menjadi hal yang luar biasa berat. Pihak yang mencoba bijak pasti akan mengatakan bahwa saatnya orang tua siswa menyadari bahwa mendidik itu tidak mudah. Sebuah hal yang tidak akan berlaku dimata orang tua siswa yang menyekolahkan anaknya di sekolah swasta di kota besar yang bayarannya pastinya lumayan. Hal yang sama juga tidak akan berlaku bagi orang tua yang mungkin punya banyak halangan dalam mendampingi anaknya, mulai dari dirinya yang mesti bekerja sampai tingkat pendidikan yang kurang menunjang

    Ada beberapa kesalahan yang dilakukan pendidik ketika menyelenggarakan kelas online ditengah wabah Covid 19 ini
   1. Guru berniat sekali menggantikan kelas tatap muka nya dengan kelas online. Ini akan menimbulkan masalah baru karena pastinya waktunya akan panjang dan materinya berat. Solusinya: memberikan penugasan mingguan yang disitu sudah ada deadline atau batas waktu yang terjangkau dan terukur. Hal ini akan menghindari kerumitan bagi orang tua siswa

   2. Guru belum melakukan pembagian antara mana siswa yang lebih cocok diberikan tugas online dan offline. Jika ini terjadi maka guru kerap hanya berfokus pada penugasan yang online saja.  Saat yang sama ia akan bingung mengapa ada siswa yang respon nya lambat. Solusinya: Saatnya berikan pilihan pada ortu siswa apakah ingin tugas yang online atau yang offline. Jika online berarti orang tua sudah mengetahui mesti tugas menggunakan platform apa dan kapan mesti dikumpulkan. sementara untuk tugas offline mesti ada perjanjian pengumpulan tugas yang disetujui guru dan orang tua siswa.

   3. Guru hanya sibuk memberikan tugas kepada siswanya, namun tidak menemani orang tua siswanya dalam situasi krisis ini. Semua orang tua siswa menyadari bahwa tinggalnya anak mereka di rumah adalah keputusan diluar kemauan sekolah. Untuk itu solusi terbaik adalah luangkan waktu untuk satu hari diadakan diskusi antara guru dan orang tua siswa, caranya bisa macam macam bisa lewat grup chat atau menyebarkan survey mengenai keinginan dari orang tua siswa.

   4. Guru memberikan penugasan yang bertipe High order thinking skills atau HOTS. Ada juga guru yang menyuruh siswanya melakukan sesuatu yang memerlukan persiapan . Sebagai contoh ada orang tua siswa yang mengeluh anaknya diminta berpakaian adat kemudian di foto dan fotonya dikirim ke gurunya. Solusinya: berikan tugas yang memerlukan pendampingan minim dari orang tua siswa. Saat memberikan tugas, guru juga bisa menyelipkan panduan singkat bagi orang tua. Guru juga bisa memberikan estimasi waktu pengerjaan, sehingga orang tua yang sibuk bisa memperkirakan kapan ia mesti membantu, menyesuaikan estimasi waktu yang diberikan oleh guru kepada anaknya

   5. Guru cenderung ingin menghabiskan target kurikulum. Hal ini bukanlah sebuah hal yang salah. Namun yang harus diingat bahwa kecenderungan tadi membuat seorang guru menjadi tidak fleksibel. Solusinya: Guru mesti menerima situasi bahwa saat ini adalah saat krisis yang terjadi diluar kehendak dirinya sebagai seorang guru. Untuk itu ketika seorang guru sudah menerima situasi ini maka ia akan lebih terbuka pada masukan sambil terus menerus mencari dan belajar dengan cara terbaik dalam mencari bentuk kelas online yang sesuai, atau jika beberapa minggu kemarin kelas online justru banyak menimbulkan masalah saatnya dicarikan skenario lain yang penting siswa tetap fokus dan siap belajar pada saat wabah telah selesai.

   Banyak sekali prediksi yang beredar mengenai kapan situasi pandemi ini akan berakhir. Di banyak kota di Indonesia, waktu belajar di rumah terus diperpanjang oleh pemerintah setempat. Ini berarti sebagai seorang praktisi perlu punya banyak ide agar kemitraan sekolah (guru) dan rumah tetap selaras

2 komentar:

  1. Bagus tulisannya Bu.
    Saya punya masih banyak kacauuu 🙏🙏🤭

    BalasHapus